Wayang kulit Dalam Siar Agama Islam

Rasanya malu jika ada orang Indonesia tidak mengenal kesenian wayang kulit. Bagaimana tidak? Badan PBB dalam bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya Dunia (UNESCO) saja sudah mengakui kesenian ini sebagai warisan budaya asli Indonesia. Sebagai anak negeri seharusnya kita lebih mengenal warisan budaya ini.

Kesenian wayang sendiri awalnya sangat kental dengan ajaran Hindu melalui epik Ramayana dan Mahabarata. Tapi seiring masuknya Islam yang dibawa oleh saudagar dari Arab, Gujarat, dan Cina, telah banyak perubahan yang terjadi pada kesenian wayang ini.

Islam berkembang pesat di Indonesia karena mampu mengadaptasi budaya setempat. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kesenian wayang yang digemari masyarakat sebagai media dakwah. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa kesenian wayang lah yang mampu mendorong perkembangan Islam di Pulau Jawa. 

Lantas siapakah yang membawa polesan ajaran Islam pada kesenian wayang di Indonesia?

Salah satu yang mendorong adanya perubahan pada kesenian wayang adalah Raden Patah. Pendiri dan sultan pertama Kesultanan Demak itu meminta para Wali agar mengubah beberapa aturan wayang. Atas dasar itu, para Wali secara gotong royong melakukan sejumlah perubahan. Wayang Beber karya Prabangkara (zaman Majapahit) segera direka ulang dan dibuat dari kulit kerbau yang ditipiskan, dibuat menyamping, tangan dipanjangkan, digapit dengan penguat tanduk.

Perubahan lain yang dilakukan oleh Raden Patah adalah menambahkan tokoh gajah dan wayang Pramponan. Selain itu, Sunan Bonang menyusun struktur dramatikanya. Sunan Prawata menambah tokoh raksasa, kera, dan juga skenario cerita di dalamnya. Sedangkan Sunan Kalijaga mengubah sarana pertunjukan yang awalnya dari kayu diganti dengan batang pisang. Ada pula penambahan blencong, kotak wayang, cempala dan gunungan.

Perubahan yang dilakukan Walisanga pada kesenian wayang telah mengilhami ketoleransian agama Islam dengan budaya lain. Walisanga telah membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang kolot dan keras. Tapi sebaliknya, Islam adalah ajaran yang tidak akan melupakan maqashidu syari’i-nya yaitu almashlahat al mursalat sebagai agama yang rahmatan lil‘alamin

Nah, sebagai seorang muslim kita harus mampu melibatkan diri dalam kancah dunia modern melalui sumbangan pemikiran kreatif. Tidak kolot, tapi selalu ingin tahu apa yang sedang terjadi di luar sana dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

1 komentar:

Gaia Eos mengatakan...

am sending you a rainbow of joy, care & love to color your day & night...dazzling sun rays to light your
path...soft moon rays for peace & rest...and a bouquet of breeze to sweep away worries for
better days & nights...my wish for you for the new week ahead...have a pleasant Sunday evening my friend
take care ;)

p.s; sorry for leaving my message...i couldnt access your message box

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 corenet plus All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by KECAP | Powered by Blogger.com.